Minggu, 30 Juni 2013

Aku, Waktu dan Dia

tak pernah terbayangkan akan seindah ini
bercengkrama bersama
di bawah pohon rindang
kita mengukirnya di sana

seraya membagi kisah bersama
penuh keromantisan cinta
bertukar pikiran
dalam suka duka

aku berterima kasih pada waktu
karena ia lah yang menemukan mu
mengizinkanku bersamamu
ku syukuri akan semua nikmat itu

terima kasih waktu,
akan ku dekap dirinya jauh di hatiku terdalam
tanpa ku sia-siakan
sedetik waktu yang engkau berikan

karena ia lah, anugrah terindah di dalam hati.

ini dewasa?

"inikah rasanya untuk menjadi dewasa, Tuhan?"

ketika aku masih remaja, aku memuja agar menjadi dewasa
tetapi kian lama waktu kian berganti, aku semakin tidak memahami dunia orang dewasa
seperti inikah dengan apa yang aku lihat?
inikah alur orang dewasa?

semakin ingin ku menjauhi kata dewasa
dari sekian kenikmatan sampai dengan isi kepala
tidak dapat setulus dahulu
memberi tanpa meminta balas
tertawa tanpa menusuk dari belakang
kita akan memilik dua kepribadian
kadang menjadi baik, kadang dapat sekitika menjadi jahat

inikah dunia orang dewasa?
tanpa ketulusan seperti dahulu ...
(bingung sendiri, makanya ka jadi dewasa dulu baru ngomong gitu. oke!)

aku dan kesendirianku

aku terdiam, tepat memandang lurus pada sinar cahaya nan jauh di sana
aku menyesal
aku salah
dan aku tetap tidak tahu harus berbuat apa

aku menjadi sendiri di dunia ini
diselimuti dinginnya angi
serta berganti dengan teriknya matahari

aku semakin tidak mengenal diriku sendiri
aku tidak tahu mana yang benar dan salah
aku tidak tahu aku harus apa
aku tidak tahu semunya, di dunia, bahkan diriku sendiri

aku merasa hilang
merasa semakin bersahabat dengan kesendirian
aku tidak suka
tapi aku tetap tak bisa berbuat apa-apa

aku ingin mulut ku tahu isi hatiku
aku ingin ia membantu dan menuntunku
tapi aku tetap tak bisa
bibirku pun tak dapat membantu

aku ingin bersama
aku ingin tertawa bersama
aku ingin bahgia, seperti mereka