Kamis, 30 Desember 2010

Sahabat Bola

ini cerpen ketiga ku, dibuat dengan alasana karena ada PR dari kak Debby. selamat menikmati kawan Bola seindonesia :D

Sahabat bola
Disebuah kampung terlihat banyak sekali orang orang ramai memakai pakaian kesebelasan sepak bola tim Indonesia. Yang identik dengan warna merah. Memang, bulan ini ada pertandingan Piala AFF 2010. Dan saat ini Indonesia dapat mencapai final. Beberapa hari lagi Indonesia akan pertanding melawan Malaysia. Seluruh masyarakat sangat antusias untuk menanti pertandingan ini. Kesana kemari orang orang memburu tiket dan tak lupa dengan pernak-pernik untuk mendukung kesebelasan itu. Aku juga tidak mau ketinggalan. Aku adalah seorang gadis remaja berumur 13 tahun. Aku sangat menyukai bola sejak aku kecil.
Siang hari, aku pergi untuk untuk melihat pernak-pernik untuk mendukung tim kesebelasan idamanku. Aku sangat ingin memiliki salah satu baju Timnas dengan nomer 9, yaitu Christian Gonzales idolaku. Tapi apa mau dikata, aku hanya dapat memandang baju baju itu berjejer dipasar. Karena aku bukan orang yan berkecukupan untuk membeli hal semacam itu. Masih sangat banyak sekali hal yang lebih penting untuk kehidupa keluargaku dibandingkan sebuah baju. Untuk makan saja keluargaku haru terunta-lunta kesana kemari. Yaa itulah keluargaku.
Ketika ingin pulang kerumah, aku melihat seorang gadis yang tak jauh usianya denganku sedang kesulitan membawa 4 kotak kue besar.
“ mau aku bantu?” aku bertanya
“memannya tidak apa-apa?” ia menjawab
“iya, gak apa-apa. Sini ku bantu” sambil membawakan beberapa kotak kue tersebut. “ini dibawa kemana?” tambahku
“kesana, itu mobilku” menunjukkan mobilnya
“maaf non, tadi saya ada telpon dari ayah nona” sambut Pak Kumis, sebutan supir gadis ini
“iya, tidak apa-apa kok. Tolong ini dibawa ke dalam yaa Pak” sahutnya. “terima kasih banyak yaa, aku Inka” ucapnya sambil menjulurkan tangan kanannya kepadaku
“iya sama-sama, aku Dema” menjabat tangannya
Setelah itu, kami berbincang-bincang disebuah warung sambil menunggu ibu Inka kembali. Inka orang yang sangat baik, meski aku baru mengenalnya ia terlihat tidak sombong meski dia adalah orang kaya. Dan ternyata rumahnya tak jauh dari sini. Inkapu terliat sangat nyaman berada didekat ku. Ia menceritakan tentang keluarganya. Ia ternyata anak satu-satunya dari ayah keturunan Malaysia dan Ibu asliIndonesia. Lalu aku juga menceritakan keadaan keuargaku. Dan tak lupa dengan hobbyku dengan bola. Ternyata Inka juga suka dengan bola, meski ia tidak sesuka aku.
“kamu tadi dari mana Dema?” tanyanya
“tadi aku abis liat-liat bajunya Gonzales” jawabku
“terus ketemu?” tanyanya lagi
“beh, banyak banget deh Ka. Yaa tapi aku mah gak punya uang buat beli begituan, buat makan aja susah kan” jawabku santai
“ohh gitu yaa” ucapnya degan suara pelan. “itu Ibuku. Ibu, ini teman baruku namanya Dema dia tinggal dikampung sebelah sana Bu, tadi dia membantu aku. Dema ini ibuku” ujarnya
“hallo, terima kasih yaa sudah membantu Inka” sahutnya lembut
“iya Ibu sama sama, gak apa-apa kok” jawabku
Lalu aku diantar pulang oleh keluarga Inka menggunakan mobil. Tadinya aku menolak, tapi Ibunya memaksakan.
“terima kasih yaa Ka, mau masuk?” tanyaku
“sama-sama Dema. Tidak, terima kasih lain kali saja yaa. Aku harus puang kerumah. Kapan-kapan aku boleh main kerumah kamu kan Dema? Tanyanya
“boleh banget lah, Ka. Oh gitu, ati-ati yaa” jawabku
Setelah Inka pergi, aku masuk kedalam rumah dan menceritakan kejadian yang baru saja aku alami kepada Umiku. Umiku terlihat senang, karena aku dapat membantu orang dan akhirnya aku mendapatkan teman baru yang sangat baik.
“itulah balasan yang kamu dapatkan karena kamu udah ngebantu orang yang sedang kesusahan. Seorang teman baru. Dan itu lebih berharga dari apapun, Nak. Maka, bersikap baiklah kepada setiap orang dan saling tolong menolong” pesan Ibuku

Dua hari kemudian, Inka datang kerumahku membawakan sepasang baju bola yang aku idam-idamkan.
“ini bagus banget Ka. Makasih yaa” aku memeluknya
“iya, sama-sama. Aku juga punya, dengan nomer 17. Nanti kita nonton bola bareng yaa dirumahku. Jangan lupa, kita juga haru menggunakan baju ini oke!” jelas Inka
“Irfan Bachdim?. Ohh hahaha, kamu suk dia yaa. tapi kalo aku dijinin sama Ibu yaa” jawabku
“boleh kok, tapi pulangnya jangan malem-malem yaa” tiba-tiba terdengar suara ibu menghampiri kami didepan rumah
“nanti aku antar pulang kok Bu, sama Pak Kumis juga. Terimaksih yaa Bu” ujar Inka kepada Ibu
Sesampainya dirumah Inka, aku terkaget-kaget rumah Inka begitu besar dan bagus sekali. Iniseperti istana. Lalu aku dan Inka menonton TV dikamar Inka, menunggu pertandingan bola dimulai sambil asyik memakan cemilan.
“Ka, kamu kenapa dukung Indonesia? Kan Ayah kamu orang Malaysia” tanyaku
“aku lahir di Indonesia, ibuku orang Indonesia asli, darahku darah Indonesia, aku cinta Indonesia” jawabnya dengan penuh percaya diri
“waaaah, bagus bagus bagus. Ehh udah mulai nih, ayo deh nonton” sahutku
Mereka menonton pertandingan dengan sangat serius tak lupa sorak sorai mendukung Indonesia dilengkapi juga dengan baju kesebelasan idola mereka. Meski mereka menonton hanya berdua, tapi suara sorak sorai mereka dapat terdengar oleh Pak Kumis dan Mbok Ana yang sedang menonton dibawah.
“Aku berharap persabatanku dengan Inka tidak akan pernah putus meski dengan berbagai perbedaan. Perbedaan itu indah, dengan perbedaan kami akan selalu dapat saling mengisi satu sama lain” ucapku dalam hati.

Rabu, 29 Desember 2010

Segelas Lemon Tea

ciyee, sekarang ricka mau sok-sokan lagi buat cerpen ihiiiiiiiiiy. gapapalah yaa, kan enggak dosa. yaa jadi deh nih cerpen kedua. selamat menikmati Segelas Lemon Tea

Senja hari, terlihat Echa seorang gadis remaja yang sedang duduk sendirian di taman. Ia asyik melihat pemandangan indah yang ada di taman. Sekeliling taman itu dihiasi berbagai macam bunga dengan berbagai macam warna. Keadaan itu terlihat sangat indah sekali. Tiba-tiba terlihat seorang pria menghampirinya. Pria itu membawa segelas lemon tea. Lalu, pria itu duduk disebelahnya dan menyapanya.
“Hai, Riko” pria itu berkata lalu menjulurkan tangan kanannya kepada Echa
“Hai, Echa” Echa menjawab dan menjabat tangan Riko
“Udah lama ada disini Cha?” tanya Riko
“Iya Ko,kenapa?” jawabnya
“Ohh, enggak apa-apa kok” sahut Riko
Mereka berdua dapat akrab satu sama lain dalam sekejap. Tak ada rasa canggung yang terlihat antara mereka. Seperti melihat seseorang yang sudah berteman lama, namun baru saja bertemu disaat itu. Riko terlihat nyaman bersama Echa, begitupun sebaliknya. Tiba-tiba Riko memberikan lemon tea yang sejak tadi hanya digenggamnya kepada Echa.
“Cha, mau lemon tea?” tanya Riko
“Terus kamu gimana?” Echa balik bertanya
“Enggak apa-apa, ini emang khusus buat kamu kok. Nih ambil!” suruhnya
“Ohh gitu, makasih yaa Ko” sahut Echa
“Iya Cha, sama-sama. Gimana rasanya?” tanyanya lagi
“Hmm, ini enak banget Ko. Terasa beda sama lemon tea yang biasa aku pernah minum. Rasanya manis tapi juga ada asemnya” jawabnya
“ Ohh yaa? Aku seneng kamu suka lemon tea dari aku” sahut Riko
Echa meminum itu dengan perlahan-lahan. Karena ia ingin menikmati rasa dari lemon tea tersebut. Dan terasa seperti tidak akan pernah habis lemon tea dari Riko tersebut. Echa juga mulai merasa, kini Ia mencintai lemon tea. Mungkin akan menjadi salah satu minuman favoritnya. Namun, tiba-tiba saat Echa sedang asyik menikmati lemon tea, Riko pergi meninggalkan Echa. Tanpa berkata sedikitpun. Echa tak tahu saat Riko telah beranjak dari sebelahnya, karena Echa sedang menikmati lemon tea yang diberikan oleh Riko.
Echa terlihat sedih, karena ia masih ingin banyak berbincang-bincang dengan Riko. Ia berharap, suatu saat Ia dapat bertemu kembali dengan Riko. Echa benar-benar menyukai lemon tea tersebut. Dan ia juga ingin memberikan lemon tea khusus kepada Riko saat nanti mereka dapat bertemu lkembali. Lalu dengan rasa kecewa, Echa melanjutkan lagi meminum lemon tea yang telah diberikan untuknya. Menikmati rasa manis dan asamnya segelas lemon tea darinya.

Senin, 27 Desember 2010

tengokkan sebuah nyata

menysuri kerasnya kerikil jalanan
dihiasi teriknya matahari
lihatlah, ini rumah kita!
dengan keadaan yang tidak cukup bagus untuk saat ini

ku tengokkan kepalaku ke sebelah kanan,
orang-orang yang berada disini tetap merasa nyaman berada didalamnya
merasakan ketulusan cinta, kasih sayang, pengorbanan, yang dilingkupi juga dengan air mata

ku tengokkan kepalaku ke sebelah kiri,
terlihat beberapa orang yang sedang melangkahkan kaki setapak demi setapak pergi meninggalkan rumah ini
disana terlihat wajah sedih, senang, kecewa, bahkan sampai bahagia

disebelah kananku, terlihat beberapa sosok yang bersusah payah untuk mendirikan atap rumah agar tetap layak disebut sebagai rumah
namun kenyataan, seberapa besarpun usaha mereka yang ada didalam rumah tak akan dapat mengembalikan keceriaan, ketulusan cinta,kasih sayang, pengerbonan, serta air mata seperti kisah terdahulu

orang-orang terdahulu, kini seperti ingin pergi meninggalkan kenangannya
dan takut untuk menikmati kenangan itu kembali

ada apa dengan mereka?
mengapa mereka bertindak seperti itu?
siapa yang menyebabkan semua ini?

atau mungkin kalian yang berada didalam rumah?
yang membuat mereka merasa tidak nyaman, membuat mereka tidak seperti berada didalam rumah sendiri, merasa seperti bukan bagian dari sebuah keluarga besar?

atau ini salah diri kalian sendiri?
yang ingin pergi meninggalkan rumah, jenuh dengan keadaan sekitar?

bicaralah!
mengapa kalian hanya berdiam diri!
tidak memberikan alasan jelas sedikitpun!

hei, kalian yang sedang berada dipertengahan!
coba bantu selesaikan ini semua!
jangan hanya berdiam diri disana!

ada apa dengan ini semua?
tidak adakah kasih sayang yang tulus diantara kalian?
tidak adakah cinta diantara kalian?
tidak adakah keinginan perjuangan yang disertia air mata bersama untuk kesekian kalinya?
atau kalian hanya ingin mengikuti jejak udang berjalan menyusuri tanah ke sebuah batu besar?

lalu, apakah yang akan terjadi dengan rumah kalian?
akan tetapkah pada keadaan seperti ini?
tengoklah, rasa yang sebenarnya ada didalam hati kalian sendiri!
pergunakan akal kalian untuk membangun kembali citra rumah terbaik kalian ini!

saat keegoisan mulai bicara, akankah sebuah cinta masih memiliki arti?

senyumanku

aku melihat sekelilingku,
melihat mereka dengan segala rasa kebahagiaan yang mereka rasakan
melihat mereka indah dengan cerita yang mereka ukir
melihat mereka dengan senyuman

aku disini, tersenyum
tersenyum untuk indahnya dunia
tersenyum untuk mereka
tersenyum untuk diriku sendiri

semuanya keindahan menjadi nyata
didalam kehidupan yang hanya sementara

terima kasih kalian telah dapat tersenyum
terima kasih kalian telah tersenyum kepadaku
terima kasih kalian telah membuatku tersenyum

aku tersenyum, dengan senyuman yang terasa tidak akan pernah ada habisnya

Selasa, 21 Desember 2010

wanita cantik

ini dapet dari orang, yang biasanya selalu jadi sebuah jaringan dari orang ini ke orang itu terus dan terus akhirnya nyangkut dah ini kata kata ke inbox gue. gue sih setuju kok, meski sepertinya saya belom seperti apa yg diharapkan kata kata itu hahaha. tapi tetep selalu berusaha untuk mencerminkan itu semua dong dong dong. mau tau gak isinya apa? baca baik baik yaa, gue sih berharap kalian adalah salah satunya ahaaaaay amin deh amin. doain gue juga yaa kawan :D

Wanita cantik itu :
- tetap tertawa walau sebenarnya ia ingin menangis
- tetap tersenyum walau sebenarnya ia kecewa
- tetap kuat walau sebenarnya ia sudah tidak sanggup lagi
- tetap semangat walau tertekan oleh berbagai macam masalah
- tetap sabar dan memandang segalanya baik baik saja walau ia sebenarnya sudah terluka

lebay yaaaa? hahahah maklum yang ngirim juga anak anak ABG Labil gimana gitu kan. jadi, sekarang saatnya bercermin apakah kalian kalian ini sudah merasa cantik? tidak perlu dijawab kepada saya, cukup diri anda sendiri aja deh yang tau hehehehe

30 menit

30 menit pagi itu,
terbangun dari mimpi yang indah
dan, memasukikenyataan yang menyedihkan
pertama kali dirasakan

sungguh terasa menyakitkan
hingga tak sedikitpun tetesan air mata dapat ku tumpahkan
berdiripun terasa begitu sulit
maka, tangan inilah yang menjdai tumpuan
aku sungguh tak sanggup lagi

aku tidak tahu harus bebuat apa
karena, aku baru saja mengenali keadaan ini
aku bertanya,
mengapa ini semua terjadi?
aku tidak sedikitpun melanggar janji

hingga 30 menit,
dalam kekuatan yang tersisa
telungkuplah aku akan rasa baru itu

Rabu, 15 Desember 2010

saat itu datang

saat itu,
terselip sebuah makna, dari sekian rangkaian kata yang terbuat hanya untukku
ungkapan rasa melalui banyaknya katamu

namun, tetap tak dapat mengubah aku
janganlah menungguku
sungguh,
saat ini tak sedikitpun ada ruang hampa untuk kau singgahi
sosok akan aku, teramat jauh dari adanya harapanmu

berhentilah mengikuti langkah jejak bayanganku
semakin jauh kau mengikutiku
maka,semakin tahulah kau sosok akan aku
dan mungkin, akan semakin getir rasa yang kau rasakan
yang aku tak inginkan

tahanlah dirimu akan apa yang telah lama tidak kau ucapkan kembali
karena sampai detik ini, aku tak dapat membalas semua itu
dan, hanya kata terima kasih dari hati yang terdalam yang dapat aku ucapkan kepada Mu
wahai, kisah lamaku

Selasa, 14 Desember 2010

sang matahari

hening,
aku berdiri di satu titik dengan pancaranmu
ku tengok kanan kiri, mereka terlihat indah dengan sinarmu
kau sungguh begitu jauh dariku
hingga aku tak sanggup untuk menggapaimu
namun aku tahu,
bahwa kau selalu menemaniku
selalu ada disampingku
dan selalu menyinariku, matahariku

entah, saat sinarmu memancarkan panas yang teramat panas
hingga aku merasa tak sanggup untuk berhadapan langsung denganmu
dan aku harus berteduh sejenak di bawah rindangnya pepohonan
atau juga, saat kau memancarkan sinar terindahmu kepadaku
hingga aku merasa tak ingin ketika duniaku berubah sejenak menjadi malam
tetapi di saat itulah, aku selalu membutuhkanmu

saat kau tertutup oleh awan gelap yang akan menurunkan rintik rintik atau mungkin deras air hujannya kepadaku
engkau tetap berusaha untuk menyinariku
tetap berusaha hadir untuk diriku
berusaha menikmati rintikan bahkan derasnya hujan bersamaku
dan berusaha mengembalikan semua keadaan seperti semula,
seindah yang aku harapkan

itulah matahariku
yang selalu menemani kehidupanku
berada disampingku
mengiri langkahku
engkaulah Matahariku

Senin, 13 Desember 2010

terapung aku

ku awali kisah cintaku dengan indah
terbuai dalam segala alunan cintanya
hingga ku tak ingin sedikitpun membuatnya kecewa
berusaha selalu menjadi yang terbaik dihadapannya

seiring berjalannya waktu
semua keadaan sontak terasa berubah dan berbeda
kisah cinta yang indah kini tak lagi memancarkan sinarnya

aku seperti terapung ditengah luasnya lautan
yang sama sekali tak ada tempat untuk aku menepi

aku merasa sendirian
aku merasa sedih
dan aku merasa ketakutan

aku ingin kau hadir disisiku
hempaskan semua yang sedang ku rasakan
terus ku tunggu dirimu hingga kau menghampiriku
tapi ternyata, tak sedikitpun kakimu melangkah untukku

aku tenggelam dalam keterapunganku
sedalam-dalamnya lautan cintaku

Sabtu, 04 Desember 2010

CERPEN apa CERPEN?

ada tugas dari Bu Flora, tapi Bu Fauna gak ikutan nyuruh buat kok hahahaha. di suruh buat cerpen karangan sendiri sama dia, buat nuntasin utang utang nilai kita sebagai pelajar SMA. yaa biasalah hobbynya para guru kan emang kayak gitu. jadi deh ini, cerpen pertama ricka. yang mungkin gak jelas, gak bagus, gak rapi, tapi bagi ricka ini udah yg terbaik dari ricka untuk saat ini. buat para pembaca harap maklum, masih dalam proses. kita sama sama belajar yaa. boleh kok ngasih kritik dan saran, gak dipungut biaya sepersenpun. selamat menikmat :D

Cerita dalam Alunan Sebuah Lagu

Matahari sedang terik teriknya. Memancarkan cahaya yang cukup menyengat diluar sana. Murid murid SMA masih dalam keadaan mencari ilmu didalam kelas. Kecuali, 2 siswi yang sedang asik berbincang bincang didalam kelas. Mereka adalah Natha dan Setia. Natha adalah sorang gadis remaja yang terbilang biasa biasa saja. Dan ia sangat jail kepada setiap temannya. Sementara ia mempunyai sahabat bernama Setia, yang tidak kalah jailnya dengan Natha. Adanya mereka berdua seakan akan menghancurkan dunia dengan kehobahan mereka sendiri. Natha mulai berhenti bernyanyi dan menulis.

Ia berkata “Tia, pengen deh dibuatin lagu sama seseorang. haduuuuh pasti ngena banget deh. makanya dari kemarin kemarin nyanyi Lagu Rindu mulu nih hahahahah.”
“Iya yaa, apa lagi kalo lagunya di nyanyiin live, pake gitar.” serunya
“Bangeeeeet Ti, mau deh dibuatin.” Ujar Natha
Setia hanya tersenyum, lalu berkata "udah ada kok yg bikinin."
"Hah? Siapa? Masa iya? Boooooong?” jawabnya
“Enggak, beneran deh” sahutnya
“Yaudah, terus siapa?” paksanya
“Ada deeeeh hahahaha” ledek Setia

Tanpa sadar, tenyata mereka telah menjadi pusat perhatian semua orang yang sedang berada di dalam kelas. Terlihat wajah Pak Corus yang sedang menatap tajam kepada mereka.

“Hey, kalian ini sedang membicarakan apa? Tidak memperhatikan saya?” tanyanya dengan nada marah
“Jawab lo Tia” bisik Natha
“Ahelah lo, lo juga yang ngajak ngobrol” jawabnya sebal
“Ayo jawab!” ujar Pak Corus
“Iya, pak maaf tadi kita lagi ngebahas teman yang lagi sakit Pak. Maaf yaa pak” sahut Natha
Lalu terdengar bel istirahat berbunyi,
“Kalian beruntung hari ini, kalian jadi tidak perlu lagi menyanyi sambil berjogetdi depan kelas” sahut Pak Corus. Dan anak anak yang lain hanya tertawa dengan terbahak bahak.
“Alhamdulillah” ujar Natha dan Setia secara bersamaan, alu mereka berdua ikut tertawa.

Sesampainya Natha di rumah, ia teringat perkataan Setia sewaktu di sekolah. Ia semakin penasaran, siapa yang telah membuatkan ia sebuah lagu. Di dalam hatinya, ia sedikit senang karena harapannya ada sesorang yan membuatkannya sebuah lagu ternyata nyata adanya. Rahasia itu membuat dia, menghayal dalam kebisuan. Sampai sampai terbawanya ke dalam mimpinya. Tanpa tahu siapa seseorang itu. Entah laki laki ataupun perempuan.

Keesokan harinya disekolah, saat bel istiahat. Natha langsung bertanya kepada Setia dan berharap rasa penasarannya itu terjawablah sudah nantinya.
“Tia, yang kemarin siapa sih? Kasih tau kenapa deh, yayaya?” tanyanya dengan nada manja, berharap Setia akan member tahunya dengan cara seperti itu.
“Ihh penasaran yaa? Mau kasih gue apa lo? Beliin gue jam yaa? Hahahahaha.” Jawabnya dengan bercanda
“Ehh gila kali, kagak punya duit gue Ti. Ayok lah kasih tau, sama temen sendiri gitu. Ampun deh.” Sahutnya kesal
“Unyuu unyuu, ngambek deh. Iya dikasih tau deh. Udah siap dengernya?” tanyanya
“Iya, udah dari lebaran kemarin. Cepetan deh, siapa? Siapa?” jawabnya dengan penasaran
“Azam. waktu lagi perpisahan tadinya dia mau nyanyiin lagu buatan dia ke lo, tapi gak jadi.
Abis ceritaya kan udah beda. Akhirnya dia nyanyiin lagu yang lo suka aja deh." jawab Setia
“Hah? Ehh emang bener dia buatin lagu? Kok tauan lo yaa dari pada gue?" tanya Natha
“Taulah, sumber gue kan banyak. Lagian dia kalo ada apa apa juga ceritany sama gue” jawabnya dengan penuh yakin
“Idih sok iye lu Cumi” elak Natha
“Ciyeeeee, seneng tuh” seru Setia

Natha hanya diam, ia tidak mau Setia tau akan apa yang ia rasakan saat ini. Karena saat ini ia merasa bahagia, ternyata orang yang dulu pernah janji kepada dirinya sebenarnya sudah membayar janjinya. Meski Natha sendiriun tidak tahu. Azam adalah seseorang yang pertama kali yang telah mengisi kisah percintaan di dalam kehidupan Natha. Namun dengan berjalanya waktu, cerita kisah percintaan itu harus behenti dipertengahan. Meninggalkan sejuta cerita indah dan juga diliputi kesedihan yang mendalam.

Satu minggu kemudian, tiba tiba Setia mengajaknya jalan jalan ke suatu taman dengan alasan ia ingin menceritakan sesuatu hal. Namun ternyata, Setia mengajak Natha pergi ke taman untuk menemui Azam yang sudah siap dengan gitar dan setangkai bunga. Ternyata setelah perbincangannya satu minggu yang lalu, Setia langsung menceritakannya kepada Azam. Di dukung cerita itu, Azam memberanikan diri untuk menyanyikan lagu secara langsung kepada Natha. Karena, saat itupun rasa sayangnya terhadap Natha belum pernah pudar. Dengan rasa bercampur aduk antara bingung, kaget, senang, sedih ia mengikuti jalannya cerita pada hari itu tanpa Setia. Ia telah melarikan diri setelah membawa Natha kehadapan Azam.

Dihadapan Natha, dipetiknya alunan gitar diiringi suara langsung yang seakan terdengar langsung dari hatinya. Dan keadaan ini membuat Natha terharu dengan berkaca kaca. Lalu, selesailah alunan lagu itu.
“Natha, hari ini aku membayar janjiku. Gimana? Maaf yaa kalau jelek atau ga sesuai harapan kamu” ujarnya
“Terima kasih, ini semua sudah lebih dari cukup , Zam” jawab Natha
“Sama sama yaa. Natha ini buat kamu” sambil mengeluarkan setangkai bunga mawar putih.
“Terima kasih, jadi terharu lagi hahahaha” sahutnya dengan nada bercanda
“Hahaha, kamu deh dasar. Inget kata kata aku yang terakhir?” tanya Azam
“ Yang mana?” jawabnya
“Aku akan tetap nunggu kamu sampai kamu berubah pikiran. Kalo kamu udah siap, kamu bilang aku” jelasnya

Natha hanya tersenyum, ia tidak bisa berbicara ataupun bertindak, karena didalam hatinya rasa pada saat berakhirnya cerita terdahulu masih sama sampai saat itu. Belum ada satupun yang berubah. Meski Natha terharu dengan semua perlakuan Azam saat itu, namun hatinya tetap pada satu harapan yang jauh sudah ia mulai terlebih dahulu. Bercampur aduklah rasa dihati Natha.

Dalam kebisuan cerita indah saat itu pun berakhir di saat itu juga, yang tetap meninggalkan sebuah kenangan indah, namun dengan cerita yang berbeda.

Jumat, 03 Desember 2010

Hari Ini

Hari ini,
aku merasakannya lagi
rasa yang tidak aku inginkan
rasa yang sangat membuatku tidak nyaman

Hari ini,
aku berjuang sendirian akan apa yang aku rasa
dengan sepenuh jiwa berusaha mengontrolnya
tak ingin mereka tau
tak ingin mereka bertanya

Hari ini,
aku berhasil mengontrol itu semua
aku terbebas dari rasa yang tidak ku inginkan itu
dan aku berharap ini tak akan terulang
untuk kesekian kalinya

aku memohon kepada-Mu

Kamis, 02 Desember 2010

dilema

mau nulis cerpen yess asiiiiiik. udah didepan komputer, tangan siap menari nari di atas keyboard. judulnya? apa ya? hmmm Rasa bukan Kata aja deh. gak tau kenapa ngarep banget judul itu bisa jadi sebuah naskah, syukur syukur cerpen dulu gitu. okee mulai, jerengjerengjereeeeeeeeeeng. tengnong $#@!$&??
apaan yaa? gimana yaa? aduh! mulainya gimana yaa? haa namanya dulu deh siapa yaa? hmm siapa deh? weeeets liar status fb, bagus tuh Mutiara. oke, Mutiara. yess dapet nama tokohnya. lanjuuuuuuut!
eyaaaa loooh, gimana ceritanya deh? oke diem dulu. berfikir berfikir berfikir. egila susah! mesti keramasan dulu kali nih biar dingin ini otak.
haduuuuh sumpah susah! ahhh yaa allah tolong!
wahwahwah, dapet ide dapet ide. oke deh nulis. tiktaktiktuk,*berenti lah lah lah?
kok ceritanya malah jadi gini, wahwahwah bisa di sidang ke meja ijo nih kalo begini. gak boleh gak boleh. oke apuuuuuuus!
muali lagi dengan yg baru, zzzzzz??? ampun, gak bisa! gimana deh nih!
huaaaaaaa, panik panik panik!!! pemadam kebakaran HELP!! pak polisi COME HERE!!!! *jungkir balik bagbugduargubraakterengdooor#$^#@