Minggu, 06 November 2011

Kutipan dalam Suara

"Riska, gimana kalo kakaknya nanti di bawa ke Papua? boleh kan?"

kata-kata itu yang terngiang-ngiang di telinga gue sampe saat ini. dia, pria yang dekat dengan kakak gue. entah apa hubungannya, tapi sepertinya udah mulai merambah ke jenjang yang serius. bisa di liat dari pertanyaan yang diajuin ke gue, melalui telepon siang hari tadi. terus kenapa dengan kata-kata itu?

bukan cuma kenapa, tapi ini namanya bagaimana!
pertanyaan itu ibarat membangunkan gue dari tidur panjang. kenapa? karena dari pertanyaan itu gue baru sadar, perempuan nantinya harus ikut dengan pendamping hidupnya dimanapun ida berada. lalu? lalu, keluarga gue disini gimana?

gue baru sadar, gue punya kakak cewek. gak akan selamanya dia ada di dalam rumah bersama orang tua. terus nanti, mama papa gue sama siapa??? siapa yang nemenin mereka disini di hari-hari gue kuliah dan ada di luar rumah? siapa yang bakal jaga mereka saat gue gak ada? siapa yang bantu mereka saat ngebutuhin apapun? siapa yang bakal teraktir gue makan kalo gue mau apa-apa yang gak sempet didapet di kosan sana? siapa lagi yang bisa gue palakin kalo lagi gak punya duit? siapa yang nemenin gue tidur? siapa yang jadi temen berantem gue nanti? siapa?

bukan hanya ngebahas sekedar jarak, tapi kedepannya gimana?
gue bakal menjadi orang pertama yang gak rela kakak gue di bawa pergi jauh ke kota orang. suatu hari nanti, saat kakak gue harus memilih gue berharap dia bisa pilih jalan yang terbaik. semoga saja dan semoga saja.

saat kegelisahan membalut diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar