Rabu, 26 Oktober 2011

Obatku Hanyalah Sebuah Senyuman (4)

Bagi gue, kesehatan itu jauh lebih penting dari segala-galanya. Karena, memang gue jauh lebih cepat mengejar kematian dari kebanyak orang lainnya, dengan penyakit ini. Tapi gue yakin, masalah umur hanya Allah yang tau. Setidaknya, gue akan berusaha sebaik dan semaksimal mungkin untuk sisa kehidupan di dunia gue ini.

Minggu ini acara makrab kampus dilaksanakan. Segala perbekalan mental dan materipun sudah gue persiapkan. Ijin mama gue pun akhirnya bisa gue dapatkan sebelum hari H. tanpa gue ketahui, mama gue menelpon salah satu temen gue. Ia banyak berpesan kepadanya untuk menjaga gue sebaik mungkin. Sebenarnya, gue sudah berbohong kepada mama gue. Gue bilang kalo teman gue ini adalah salah satu panitia dari acara makrab. Gue sengaja berbohong, karena gue tidak mau membuat seluruh panitia dan temen-temen lainnya kesusahan dengan penyakit gue ini. Beruntungnya, gue punya sahabat baik sebaik Gatri yang bisa mengerti keadaan gue.

Jadwal hari ini berkumpul di lobby kampus tepat pukul 1 siang. Gue orangnya tidak suka telat. Gue tiba di kampus jam setengah 1. Tapi disana belum juga ada teman-teman lainnya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya satu persatu teman-teman berdatangan. Panitia mengumpulkan kami dengan tertib. Tepat pukul 4 sore, kami baru berangkat menuju Puncak. Dalam perjalanan, kami semua sangat gembira ditambah dengan lelucon kakak-kakak panitia di perjalanan yang menambah perjlanan sangat menyenangkan.

Tak disangka-sangka perjalanan kami mengalami banyak kendala. Pertama dari kemogokan bis yang kami gunakan. Dan mengabitkan kami harus berhenti di tengah setiap perjalanan ketika mesin bis sudah mengeluarkan bau tak sedap. Sebenarnya, gue kurang nyaman dengan keadaan gue ini. Terlebih lagi gue yang memang tidak boleh terkena asap sama sekali.

Di butuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya kami dapat tiba di tempat tujuan. Kurang lebihnya sekitar 7 jam kami di perjalanan. Tapi bagi gue, ini tidak begitu menyusahkan karena banyak momen-momen berharga yang akan selalu gue simpan dalam pikiran bahkan hati gue. Dari foto-foto bersama sampai pembuatan video terkonyol di abad ini. Yaa, teman-teman gue memang tidak ada habisnya untuk membahas kekreatifitasan.

Tepat pukul setengah 12 kami tiba disana, sebenarnya gue udah gak terlalu kuat untuk mengikuti kegiatan apa-apa lagi. Kondisi gue sudah kurang mendukung. Beruntungnya, setiba disana kami semua memang tidak ada acara apa-apa lagi. Setelah makan malam kami di persilahkan untuk tidur di tempat yang di sediakan. Ini pengalaman pertama gue, tidur di dalam kamar dengan amat banyak orang. Disini kita tidur satu kamar berbelas-belasan orang. Gue memang agak merasa asing dengan keadaan ini, tapi di sesungguhnya gue amat menyukai keadaan ini. Dimana gue tidak hanya tidru sendiri tanpa adanya siapa-siapa di kamar, bahakan rumah. Inilah warna baru kehidupan baru gue. Dan gue sangat menyukai ini.

Terasa normal di antara mereka. Tanpa harus ada yang di takuti dan di hindari. Senyumku semakin merekah saat ini. Terimakasih kawan semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar