Minggu, 23 Oktober 2011

Obatku Hanyalah Sebuah Senyuman (2)

Hari ini resminya gue menjadi seorang KM. saat dimana orang-orang mempertanyakan kemampuan gue, di saat itulah gue akan buktiin ke mereka kalau gue ingin menjadi yang terbaik untuk mereka semua. meski gue belum tau ke depannya akan bagaimana dan sepeti apa, tapi gue akan terus berusaha bertahan pada tanggung jawab gue ini.

Semua berjalan aman dan tentram selama beberapa hari ini. tapi entah kenapa, memasuki hari kelima ada yang terasa aneh. Satu persatu perlakuan teman satu local mulai melakukan pemberontakkan. Gue gak tau apa yang terjadi. Dengan santainya gue tetep jalanin hari-hari gue menjadi KM ini dengan baik. Dan akhirnya pemberontakkan itu semakin jadi.

Tepat setelah seminggu menjadi KM, salah satu teman gue yang bernama Dio menunjukkan aksi yang tidak mengenakan dihati. Dia mulai menggunakan bahasa yang tidak menyenangkan untuk menilai diri gue ini. setelah itu keesokan harinya gue ajak dia ngomong secara baik. Tapi sepertinya, orang ini memang tidak bisa diajak berbicara dengan tenang

“ Lo kenapa nulis kata-kata itu di FB? Ada yang salah yaa dari diri gue” tanya gue dengan tenang

“ Ya lo ngerti kan maksud dari kata-kata gue itu? Yaa emang lo kaya gitu kan! Gue gak suka sama lo, gue mau lo turun jabatan dari KM, jangan sok-sok deket sama cewek-cewek di kelas, dan satu lagi gue tunggu lo di luar kampus” jawabnya dengan santai namun penuh dengan rasa dendam

Disitu gue cuma bisa diem, berusaha untuk tenang. Gue yakin dia Cuma emosi sesaat, tanpa piker panjang buat ngungkapin itu semua.
Setelah dar perbincangan itu, gue ceritalah dengan 2 teman cewek gue. Gue dari dulu memang terbilang akrab dengan cewek. Entah kenapa gue akan lebih merasa nyaman saat cerita dengan mereka. Beberapa orang terdekat gue yaitu, Gatri dan Isna. Setelah kejadian itu, gue ceritakan semuanya ke mereka berdua. Tanggapan mereka hanya santai. Intinya, “diemin aja, dia emang kayak gitu. Apling emosi sesaat atau bahkan Cuma iri”.

Tapi, cuma dari kalimat itu gue belom merasa yakin. Akhirnya gue juga sempet curhat sama beberapa senior yang gue kenal. Tanggapan mereka pun gak jauh berbeda. Dan akhirnya gue yakin saa jawaban dari apa yang harus gue lakuin. Dan akhirnya, benar semua aman-aman dan terkendali. Dio pun tidak melakukan hal-hal aneh lagi. Terlebih lagi karena dia memang jarang masuk kuliah. Masalahpun terselesaika dengan sendirinya.

Gue sadar, gue hanya baru ngelewatin satu titik langkah saat menjadi KM karena emang pasti akan banyak lagi masalah-masalah yang harus gue selesaikan dengan baik. Rasa tanggung jawab itu harus semakin gue perbesar dalam benak gue…

Disaat gue masih bisa melakukan itu semua. disaat bisa membuat kalian dan diri gue sendiri tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar