Selasa, 27 September 2011

Obatku Hanyalah Sebuah Senyuman (1)

"mungkin gue tak sesehat mereka, tapi gue yakin semangat hidup gue pasti bisa melebihi mereka".

hai, perkenalkan nama gue Alif Satrio. sejak kecil gue di panggil Alif. umur gue saat ini 18 tahun. banyak yang bilang wajah gue mirip seorang aktor remaja yang kebanyakan muncul di televisi. terbilang cukup sempurna untuk hitungan wajah seorang lelaki remaja.
namun sayangnya, hanya terbilang untuk tampak luarnya saja. kesehatan gue jauh lebih berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. yaa, sangat berbeda!

saat ini gue mengidap 4 penyakit mematikan dalam tubuh; kanker otak level II, kerusaan fungsi hati, klep katup kiri (kebocoran jantung) dan sekarang gue pake balon dan jantung buatan, yang terakhir dan semoga ini benar-benar yang terakhir yaitu, kerusakan saraf otot tulang belakang. hehehe, yaa itu semua penyakit gue! terbilang cukup banyak yaa!

beberapa dari penyakit itu gue dapetin dari keturunan keluarga. yaa mau gimana lagi, keturunan bro. yasudahlah yaa terima dengan hati yang ikhlas hahaha.
segala cara udah keluarga gue tempuh buat ngobatin sakit gue ini. gue biasa pulang pergi ke Jerman cuma buat bongkar jantung sebulan 3 kali. oleh sebab itu, gue ini mempunyai 2 kewarganegaraan. gue udah 100 kali cuci darah, 6 kali cangkok jantung, 2 kali koma, dan terkadang gue suka tidur panjang setiap 3 hari sekali.
diibaratkan, rumah gue ini adalah rumah sakit. karena gue bisa menghabiskan waktu gue dirumah cuma buat pompa jantung dan cuci darah dirumah gue sendiri, dengan atau tanpa adanya bantuan orang lain. terkadang gue bisa tidur panjang dari hari Jumat sampai dengan Minggu hanya untuk shocking kardio.

sejak kelas 2 SMP di awal gue sakit, gue koma hampir 11 bulan. selanjutnya, gue koma lagi kelas 3 SMP sampai 3 bulan, dan terakhir gue koma adalah saat malam hari ulang tahun gue. ahahaha miris yaa! gue cuma bisa bersyukur masih bisa dikasih kehidupan sampe detik ini sama Allah.
halaaah!! sekarang rasanya gue gak butuh lagi sama yang namanya obat. karena dengan atau tanpa adanya obat toh maut juga ada di depan mata gue. gue udah menghabiskan banyak uang karena penyakit gue ini. kalau di hitung-hitung, selama 1 bulan pengeluaran gue bisa mencapai 2,9 Milyar. bruntungnya, itu semua murni dibayar negara. karena Ayah gue adalah atase pertahanan di Jerman.

gue anak ke 5 dari 5 bersaudara. 2 kakak gue Alhamdulillah sehat wal afiat, dan 2 nya lagi gagal operasi jantung dan leukimia. 1 kakak gue adlah dokter penyakit dalam dan yang 1-nya di IT. mereka dari Oxford dan UGM. rasanya cuma gue doang yang gak terlalu bagus dalam akademik.
tapi kayaknya juga bukan dalam hal akademik aja gue yang terbilang punya nilai 0, dalam soal asmarapun begitu. baru-baru ini gue ngerasain yang namanya sakit hati karena seorang cewek. dan menangis untuk hal kecil yang akan gue sebut itu, cinta. tidak perlu panjang lebar untuk mengartikan sebuah cinta. karena cinta gue terhadap orang tua gue lebih besar dari apapun.

Ayah gue adalah salah satu atase petahanan Jerman. Ayah wafat ketika umur gue 8 tahun. dia terkena serangan jantung saat dia menjadi ajudan di Jerman. Ayah juga memiliki penyakit yaitu, kerusakan fungsi saraf dan jantung. karena Ayah gue belom bisa mengobatin gue, karena udah terlanjur dia yang lebih dahulu dipanggil Allah. oleh karena itu, negara ambil alih semua urusan menyangkut gue. sekarang gue cuma tinggal sama Ibu dan kakak-kakak gue. kisah percintaan Ibu dan Ayahpun terasa begitu indah untuk gue.

Ayah pernah berkata kepada Ibu, seperti ini ;
"mungkin seandainya waktu dapat berputar lagi. dan aku tau kejadian akan seperti ini. aku akan bilang pada waktu untuk tidak mempertemukan aku dengan mu. dan aku juga tak sudi, memiliki anak pintar namun mereka memikul penyakit yang tak seharusnya. sebab aku tidak ingin melihatmu sedih atau menyesal karena kau mengenalku. aku ingin melihatmu tersenyum dan bahagia.
biarlah ku tanggung rasa sakit ini semua, tidak dengan anak kita. asalkan kau bisa tersenyum kembali seperti sedia kala. dan anak kita dapat menikmati masa remaja mereka"

sampai detik ini, Ibu hanya bisa menangis saat melihat gue. melihat saat gue berjuang dngan penyakit gue ini. tapi sebenarnya, tanpa sadar yang sebenarnya berjuang demi gue adalah dia. dia yang selalu membuat gue kuat hinga detik ini.
perinsip hidup gue pasti beda dengan prinsip hidup orang kebanyakan lainnya, yaitu ; Hiduplah demi nanti malam dan besok

gue juga pegang 3 janji kelingking dengan Ayah ;
1. memaafkan masa lalu
2. menikmati masa kini
3. optimis bertemu di surga
mungkin bagi kalian gue udah gila, tapi memang gue sudah gila. gue juga punya kelainan sikolgi, Schizoperenia (merasa ada orang selalu). gue mengidap kelainan itu semenjak Ayah meninggal. saat itu, gue merasa dunia terasa berakhir dan gue cuma ada bersama keluarga gue. khususnya Ayah, karena memang sedari kecil gue paling deket dengan dia.

obat terampuh gue sampai detik ini adalah Tersenyum. dengan begitu gue merasa, dunia selalu ada buat gue dan gue selalu ada buat dunia.
"matahari sudah terbenam, bulan kian menampakan indahnya diiringi ribuan bintang disampingnya. aku hanya bisa menangis di sudut kamar terpencil dari bagian hidup"




*from my friend's story*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar