Sabtu, 04 Desember 2010

CERPEN apa CERPEN?

ada tugas dari Bu Flora, tapi Bu Fauna gak ikutan nyuruh buat kok hahahaha. di suruh buat cerpen karangan sendiri sama dia, buat nuntasin utang utang nilai kita sebagai pelajar SMA. yaa biasalah hobbynya para guru kan emang kayak gitu. jadi deh ini, cerpen pertama ricka. yang mungkin gak jelas, gak bagus, gak rapi, tapi bagi ricka ini udah yg terbaik dari ricka untuk saat ini. buat para pembaca harap maklum, masih dalam proses. kita sama sama belajar yaa. boleh kok ngasih kritik dan saran, gak dipungut biaya sepersenpun. selamat menikmat :D

Cerita dalam Alunan Sebuah Lagu

Matahari sedang terik teriknya. Memancarkan cahaya yang cukup menyengat diluar sana. Murid murid SMA masih dalam keadaan mencari ilmu didalam kelas. Kecuali, 2 siswi yang sedang asik berbincang bincang didalam kelas. Mereka adalah Natha dan Setia. Natha adalah sorang gadis remaja yang terbilang biasa biasa saja. Dan ia sangat jail kepada setiap temannya. Sementara ia mempunyai sahabat bernama Setia, yang tidak kalah jailnya dengan Natha. Adanya mereka berdua seakan akan menghancurkan dunia dengan kehobahan mereka sendiri. Natha mulai berhenti bernyanyi dan menulis.

Ia berkata “Tia, pengen deh dibuatin lagu sama seseorang. haduuuuh pasti ngena banget deh. makanya dari kemarin kemarin nyanyi Lagu Rindu mulu nih hahahahah.”
“Iya yaa, apa lagi kalo lagunya di nyanyiin live, pake gitar.” serunya
“Bangeeeeet Ti, mau deh dibuatin.” Ujar Natha
Setia hanya tersenyum, lalu berkata "udah ada kok yg bikinin."
"Hah? Siapa? Masa iya? Boooooong?” jawabnya
“Enggak, beneran deh” sahutnya
“Yaudah, terus siapa?” paksanya
“Ada deeeeh hahahaha” ledek Setia

Tanpa sadar, tenyata mereka telah menjadi pusat perhatian semua orang yang sedang berada di dalam kelas. Terlihat wajah Pak Corus yang sedang menatap tajam kepada mereka.

“Hey, kalian ini sedang membicarakan apa? Tidak memperhatikan saya?” tanyanya dengan nada marah
“Jawab lo Tia” bisik Natha
“Ahelah lo, lo juga yang ngajak ngobrol” jawabnya sebal
“Ayo jawab!” ujar Pak Corus
“Iya, pak maaf tadi kita lagi ngebahas teman yang lagi sakit Pak. Maaf yaa pak” sahut Natha
Lalu terdengar bel istirahat berbunyi,
“Kalian beruntung hari ini, kalian jadi tidak perlu lagi menyanyi sambil berjogetdi depan kelas” sahut Pak Corus. Dan anak anak yang lain hanya tertawa dengan terbahak bahak.
“Alhamdulillah” ujar Natha dan Setia secara bersamaan, alu mereka berdua ikut tertawa.

Sesampainya Natha di rumah, ia teringat perkataan Setia sewaktu di sekolah. Ia semakin penasaran, siapa yang telah membuatkan ia sebuah lagu. Di dalam hatinya, ia sedikit senang karena harapannya ada sesorang yan membuatkannya sebuah lagu ternyata nyata adanya. Rahasia itu membuat dia, menghayal dalam kebisuan. Sampai sampai terbawanya ke dalam mimpinya. Tanpa tahu siapa seseorang itu. Entah laki laki ataupun perempuan.

Keesokan harinya disekolah, saat bel istiahat. Natha langsung bertanya kepada Setia dan berharap rasa penasarannya itu terjawablah sudah nantinya.
“Tia, yang kemarin siapa sih? Kasih tau kenapa deh, yayaya?” tanyanya dengan nada manja, berharap Setia akan member tahunya dengan cara seperti itu.
“Ihh penasaran yaa? Mau kasih gue apa lo? Beliin gue jam yaa? Hahahahaha.” Jawabnya dengan bercanda
“Ehh gila kali, kagak punya duit gue Ti. Ayok lah kasih tau, sama temen sendiri gitu. Ampun deh.” Sahutnya kesal
“Unyuu unyuu, ngambek deh. Iya dikasih tau deh. Udah siap dengernya?” tanyanya
“Iya, udah dari lebaran kemarin. Cepetan deh, siapa? Siapa?” jawabnya dengan penasaran
“Azam. waktu lagi perpisahan tadinya dia mau nyanyiin lagu buatan dia ke lo, tapi gak jadi.
Abis ceritaya kan udah beda. Akhirnya dia nyanyiin lagu yang lo suka aja deh." jawab Setia
“Hah? Ehh emang bener dia buatin lagu? Kok tauan lo yaa dari pada gue?" tanya Natha
“Taulah, sumber gue kan banyak. Lagian dia kalo ada apa apa juga ceritany sama gue” jawabnya dengan penuh yakin
“Idih sok iye lu Cumi” elak Natha
“Ciyeeeee, seneng tuh” seru Setia

Natha hanya diam, ia tidak mau Setia tau akan apa yang ia rasakan saat ini. Karena saat ini ia merasa bahagia, ternyata orang yang dulu pernah janji kepada dirinya sebenarnya sudah membayar janjinya. Meski Natha sendiriun tidak tahu. Azam adalah seseorang yang pertama kali yang telah mengisi kisah percintaan di dalam kehidupan Natha. Namun dengan berjalanya waktu, cerita kisah percintaan itu harus behenti dipertengahan. Meninggalkan sejuta cerita indah dan juga diliputi kesedihan yang mendalam.

Satu minggu kemudian, tiba tiba Setia mengajaknya jalan jalan ke suatu taman dengan alasan ia ingin menceritakan sesuatu hal. Namun ternyata, Setia mengajak Natha pergi ke taman untuk menemui Azam yang sudah siap dengan gitar dan setangkai bunga. Ternyata setelah perbincangannya satu minggu yang lalu, Setia langsung menceritakannya kepada Azam. Di dukung cerita itu, Azam memberanikan diri untuk menyanyikan lagu secara langsung kepada Natha. Karena, saat itupun rasa sayangnya terhadap Natha belum pernah pudar. Dengan rasa bercampur aduk antara bingung, kaget, senang, sedih ia mengikuti jalannya cerita pada hari itu tanpa Setia. Ia telah melarikan diri setelah membawa Natha kehadapan Azam.

Dihadapan Natha, dipetiknya alunan gitar diiringi suara langsung yang seakan terdengar langsung dari hatinya. Dan keadaan ini membuat Natha terharu dengan berkaca kaca. Lalu, selesailah alunan lagu itu.
“Natha, hari ini aku membayar janjiku. Gimana? Maaf yaa kalau jelek atau ga sesuai harapan kamu” ujarnya
“Terima kasih, ini semua sudah lebih dari cukup , Zam” jawab Natha
“Sama sama yaa. Natha ini buat kamu” sambil mengeluarkan setangkai bunga mawar putih.
“Terima kasih, jadi terharu lagi hahahaha” sahutnya dengan nada bercanda
“Hahaha, kamu deh dasar. Inget kata kata aku yang terakhir?” tanya Azam
“ Yang mana?” jawabnya
“Aku akan tetap nunggu kamu sampai kamu berubah pikiran. Kalo kamu udah siap, kamu bilang aku” jelasnya

Natha hanya tersenyum, ia tidak bisa berbicara ataupun bertindak, karena didalam hatinya rasa pada saat berakhirnya cerita terdahulu masih sama sampai saat itu. Belum ada satupun yang berubah. Meski Natha terharu dengan semua perlakuan Azam saat itu, namun hatinya tetap pada satu harapan yang jauh sudah ia mulai terlebih dahulu. Bercampur aduklah rasa dihati Natha.

Dalam kebisuan cerita indah saat itu pun berakhir di saat itu juga, yang tetap meninggalkan sebuah kenangan indah, namun dengan cerita yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar